Breaking News

BPBD Malteng Imbau Warga Waspada Hadapi Cuaca Ekstrem dan Potensi Bencana Hidrometeorologi


Masohi, CahayaLensa.com- 
Cuaca ekstrem yang masih berlangsung di sebagian besar wilayah Maluku hingga Juni ini berpotensi meningkatkan ancaman bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, banjir, dan tanah longsor. Menanggapi kondisi ini, Pemda Maluku Tengah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengimbau masyarakat agar ekstra waspada untuk mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi tipe basah seperti banjir dan tanah longsor, guna mencegah terjadinya korban jiwa.

Kepala BPBD Maluku Tengah, Nova Anakotta, dalam konfirmasi dengan DMS Media Group pada Sabtu (8/6/2024), menyebutkan bahwa berdasarkan rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim penghujan diprediksi masih akan terjadi pada Juni-Juli 2024. Dalam sepekan ini, berbagai daerah telah mengalami kejadian banjir, angin kencang, dan tanah longsor.

Beberapa kawasan yang telah terdampak bencana hidrometeorologi meliputi wilayah Seram Utara dan Seram Bagian Selatan di Kecamatan Tehoru, yang mengalami banjir, jebolnya oprit jembatan Kawanua, serta longsor di dusun Saju dan Mahu. Di Kecamatan Salahautu terjadi longsor di Desa Tenga-Tenga, dan di Kecamatan Leihitu Barat (Pulau Ambon) bencana abrasi menyebabkan jalan nyaris putus.

Langkah-langkah yang diambil Pemda dalam merespons serta memitigasi potensi bencana tersebut termasuk pengembangan sistem peringatan dini (Early Warning System) terpadu BPBD dan BMKG, yang notifikasinya disebarluaskan melalui semua moda komunikasi. Implementasi berbagai langkah tersebut memerlukan kolaborasi aktif dengan seluruh unsur pentahelix, yang meliputi pemerintah, masyarakat, sektor swasta atau dunia usaha, akademisi, dan kelompok media. Bencana merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah, sehingga dibutuhkan kerja sama dari semua pihak.

Anakotta juga meminta setiap warga untuk melakukan kerja bakti, khususnya memotong dahan atau ranting yang dinilai mengganggu dan mengarah ke jalan raya, karena hal tersebut dapat membahayakan pengguna jalan. Terkait tanah longsor, warga diminta untuk lebih waspada, terutama yang memiliki rumah di dekat lereng atau yang tinggal di bantaran sungai. Jika hujan deras lebih dari satu jam, warga diminta untuk tidak menyepelekan situasi tersebut karena kemungkinan akan terjadi banjir.

Anakotta menyarankan, apabila terjadi banjir, segera melaporkan kepada RT/RW/Lurah/Kepala Desa dan aparat keamanan setempat, mematikan listrik, mengamankan dokumen dan benda berharga, serta melakukan evakuasi ke tempat aman, terutama bagi anak-anak, ibu hamil atau menyusui, lansia, dan penyandang disabilitas.(**)

Tidak ada komentar