Tim Ina Latu Peduli Kesehatan Selenggarakan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Perawatan Geser
Usai kunjungan kerja di Pulau Gorom, Duta Parenting Maluku ini langsung meninjau kegiatan pelayanan kesehatan tersebut.
Sebanyak 26 anak mengikuti pelayanan selama sehari tersebut. Dan dalam kegiatan ini, terdapat sembilan anak mengalami kurang gizi akibat kurang makan. Salah satunya, Gifara, usia 3 tahun.
Widya yang ditemui, anak dengan kondisi malnutrisi bisa kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu. Malnutrisi rupanya tak hanya terjadi pada kalangan ekonomi lemah, yang kerap kesulitan mendapatkan bahan pangan dengan gizi seimbang untuk penuhi kebutuhan nutrisi anak. Malnutrisi juga bisa dialami anak dari kalangan menengah atas karena masalah pola asuh.
“Faktor ekonomi tidak selalu menjadi penyebab anak kekurangan gizi. Pola asuh juga bisa menjadi penyebabnya,” tutur Widya.
Menurutnya, pola asuh turut menentukan status gizi anak. Persoalan kekurangan gizi bukan hanya disebabkan ketidakmampuan orangtua menyediakan bahan pangan berkualitas, atau memastikan bahan pangan memenuhi standar gizi seimbang.
“Bagaimana orangtua memberikan makanan kepada anak juga punya andil terhadap status gizi anak,” ujar Widya.
Selain itu, Fatur Aris Tamher, balita berusia 5 tahun juga mengalami terlambat perkembangan. Mengenai hal ini, Widya menyebut setiap orang tua pastinya punya rasa khawatir bila kemampuan si kecil terasa tertinggal dari anak-anak seusianya. Ada beragam keterlambatan perkembangan anak, termasuk bahasa, berpikir, sosial atau keterampilan motorik.
“Sebagian besar orang tua tentunya khawatir jika anaknya mengalami keterlambatan perkembangan. Yang sabar ya bu,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Tim Ina Latu Malika di ketuai Ny. Widya Pratiwi Murad, Wakil Ketua Tim Meikyal Pontoh, dilengkapi para anggota diantaranya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Direktur Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. J. Leimena, Direktur RSUD dr M Haulussy, direktur RSUD dr. Ishak Umarela, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Maluku, Ketua Persatuan Dokter Gigi Wilayah Maluku, dr. Sherly Yakobus dan dr. Mellyna Kusuma Atmanegara. (**)
Tidak ada komentar