Rikumahu Desak Gubernur Maluku Evaluasi Direktur RSUD Haulussy
Ambon,Cahayalensa.com - Gubernur Maluku, Murad Ismail di desak agar segera mengevaluasi kinerja Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haulussy Ambon beserta jajarannya.
Desakan itu disampaikan oleh Ketua Kalasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Pulau Ambon, Pdt. Ricardo Rikumahu kepada media ini di Kantor Klasis GPM Pulau Ambon, Selasa (10/05).
Rikumahu sangat menyayangkan tindakan penanganan pasien di RSUD Haulussy Ambon yang dinilai tidak profesional lantaran Jenazah perempuan berinisial AT Warga Dusun Seri Negeri Urimesing Kota Ambon yang juga merupakan Jemaat GPM Seri ditetapkan meninggal karena terpapar Virus Covid-19 setelah dimakamkan di Desa Seri beberapa pekan lalu.
"Soalnya ialah kenapa rumah sakit secepat itu memulangkan Jenazah tanpa melalui protokol kesehatan atau keputusan medis mengenai status Jenazah covid atau bukan." Tandas Rikumahu
Sehingga masyarakat dan keluarga yang di Desa Seri merasa Jenazah itu meninggal baik-baik dan bukan karena covid-19. Untuk itu pelaksanaan pemakaman juga normal seperti orang yang meninggal bukan karena Covid-19.
"Jenazah AT pada saat meninggal di RSUD Haulussy Ambon pada tanggal 29 April 2021 subuh langsung dipulangkan kerumah duka di Desa Seri untuk disemayamkan dan kemudian dimakamkan tanpa ada konfirmasi dari pihak rumah sakit mengenai penyebab kematiannya. Besoknya hari rabu pemakaman. Karena dia (Jenasah) adalah majelis jemaat makanya beta (Ketua Klasis) dan Sekretaris Klasis harus hadiri pemakamannya." Terang Rikumahu
Setelah pemakaman Almarhum AT, barulah dari Dinas Kesehatan datang ke Desa Seri dan menyampaikan bahwa Jenazah Almarhum AT meninggal karena Covid 19. Tentu informasi tersebut menyebabkan kepanikan buat Warga dan Jemaat Seri, Terutama Keluarga Almarhum.
Berdasarkan informasi tersebut sehingga tenaga medis melakukan traking, tresing dan swab kepada masyarakat dan Anggota Jemaat GPM di Desa Seri serta beberapa Anggota Klasis GPM Pulau Ambon.
"Dan karena itu juga mereka mau melakukan swab untuk kita beberapa orang di Kantor Klasis." Jelas Rikumahu
Lanjut Dia, warga Desa Seri yang mendengar informasi wajib swab itu terkejut, akibatnya banyak yang menolak untuk di swab. Sehingga ada rumor yang berkembang jika warga Desa Seri tidak melakukan swab maka akan di lokdown seluruh aktifitasnya.
"Entah Satgas Covid-19 melakukan pembatasan di Seri sehingga masyarakatnya tidak bisa keluar masuk atau apa saja mau ditempuh." Ungkap Rikumahu
Dia juga katakan, pemerintah juga harus ingat bahwa apa yang menjadi keputusan masyarakat itu sebagai dampak dari apa yang dilakukan oleh RSUD Haulussy itu terhadap Jenazah.
Ketua Kalasis GPM Pulau Ambon itu sangat menyesalkan tindakan dari pihak RSUD Haulussy yang tidak profesional dalam menangani pasien sehingga terjadi persoalan seperti itu.
Dia mempertanyakan mengapa bisa terjadi seperti itu padahal ada protokol Covid-19 yang harus ditaati dan dilakukan oleh pihak rumah sakit dalam menangani setiap pasien di rumah sakit tersebut.
"Ko sudah satu tahun lebih penangan covid masih terjadi kasus seperti ini." Kesal Rikumahu
Bagi dia, pihak rumah sakit dan Pemerintah Provinsi Maluku harus bertanggungjawab terhadap persoalan ini. Sebab apa yang terjadi ini bisa berdampak sangat fatal bagi masyarakat di Kota Ambon terutama masyarakat dan Anggota Jemaat GPM Seri.
"Itu persoalan yang menurut beta. Harus diselesaikan oleh pemerintah." Tandas Dia
Rikumahu berharap, Gubernur Maluku dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja RSUD Haulussy Ambon agar tidak terjadi persoalan seperti itu lagi dikemudian hari. (CL-02)
Tidak ada komentar