Breaking News

Masyarakat Adat Taniwel Raya, Tolak Sosialisasi AMDAL PT. GMI


Taniwel, SBB, Cahayalensa.Com - Masyarakat Taniwel Raya menolak sosialisasi analisis dampak lingkungan (AMDAL) PT. Gunung Makmur Indah (GMI) terkait rencana kegiatan usaha pertambangan batuan marmer di wilayah mereka.

Aksi penolakan konsultasi publik dan sosialisasi, rencana kegiatan usaha pertambangan batuan marmer beserta fasilitas pendukungnya PT. Gunung Makmur Indah yang di fasilitas oleh CV. Delima Mitra Gemilang di Kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) itu dilakukan oleh Masyarakat Adat Negeri Nukuhai, Kasihe dan Taniwel secara totalitas, di balai masing-masing Negeri pada Selasa (06/10/20). 

Berdasarkan pantauan Cahayalensa.com, saat tim sosialisasi kegiatan usaha pertambangan mulai memasuki Negeri Nukuhai, ketika di ujung negeri, tim sosialisasi tersebut telah di hadang dan masyarakat secara totalitas meminta mereka kembali dan segera angkat kaki dari Negeri Nukuhai.

Kemudian Tim tesebut kembali dan melakukan perjalanan ke Negeri Kasihe, saat tiba di Negeri Kasihe, mereka di jamu makan siang dengan baik, setelah itu, saat pembukaan sosialisasi, masyarakat langsung melakukan penolakan dan meminta tim untuk segera kembali dari Negeri itu. 

Secara serempak masyarakat mengatakan "Tolak tambang dan kami tidak menginginkan kehadiran perusahaan, pihak kabupaten maupun provinsi terkait proses rasionalisasi penyampaian segala bentuk kegiatan tentang hadirnya perusahaan tambang PT. Gunung Makmur Indah" teriak Warga

Bukan saja Nukuhai dan Kasihe, Negeri Taniwel juga melakukan hal yang sama dengan aksi protes besar-besaran sampai memboikot jalan umum soal penolakan terhadap tim sosialisasi tambang marmer PT. Gunung Makmur Indah itu. 

Bukan hanya memboikot jalan utama di negeri itu, warga juga meneriakan penolakan terhadap rencana pembangunan tambang marmer di daerah mereka. 

"Tolak, tolak, katong tolak. Tanpa tambang marmer masyarakat taniwel sejahtera. Ada lahan cengkeh, lahan pala, lahan kelapa jadi katong tidak mau tambang marmer masuk di negeri kami. Perusahaan masuk katong menderita, perusahan masuk katong menderita" teriak warga saat aksi boikot jalan itu.

Dari pantauan media ini, terlihat juga Tim AMDAL yang tengah menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan mereka untuk mensosialisasikan AMDAL bagi masyarkat, bahwa dokumen AMDAL itu penting dalam rangka mengkaji situasi-situasi lingkungan itu seperti apa.

"Katong Tim AMDAL ini independen, katong beda. Katong ini adalah tim yang memang punya tugas untuk menyampaikan kira-kira kalau kegiatan ini dia berjalan, pembangunan ini dia berjalan apa sih sebenarnya dampaknya. Katong tidak ada kepentingan apapun juga. Kalau memang masyarkat merasa ini sesuatu yang harus ditolak ya itu bisa dilaksanakan. Tetapi kemudian mekanismenya ada. Hanya saja didalam dokumen AMDAL itu misalnya dalam kegiatan sosialisasi itu pemerintah betul-betul menempatkan masyarkat punya hak untuk ada disitu" ungkap salah satu Tim AMBDAL kepada warga saat aksi itu. (CL-02)

Tidak ada komentar