Benteng Victoria Merupakan Kebesaran Nasional
Jakarta, Cahayalensa.com - Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. I Made Geria, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Ambon dan Kodam XVI Pattimura, dalam usaha merevitalisasi Benteng Victoria.
Karena menurutnya, dengan ditempati Kodam XVI Pattimura, benteng ini bisa tetap ada, karena bisa dirawat dan dijaga. Apalagi dengan upaya revitalisasi ini, berarti nilai budaya dan sejarah benteng ini bisa dilihat oleh publik dan akan menjadi tujuan wisata sejarah dan budaya.
Dirinya menandaskan, pada Benteng Victoria ini ada pondasi kenegaraan yang nampak jelas. Apalagi disitu juga ada penjara dimana pahlawan Nasional asal Maluku, Thomas Matulessy, yang dikenal dengan Kapitan Pattimura ditahan dan kemudian dieksekusi di tiang gantungan.
"Benteng Victoria sebenarnya kebesaran nasional yang dibangun di Ambon. Jadi bukan hanya merupakan aset fisik saja, tapi nilainya sangat luar bisa dan punya peran yang penting dalam perjalanan sejarah milik nasional,"ujarnya saat menerima kunjungan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dan rombongan dari Pemkot Ambon, DPRD Kota Ambon dan Kodam XVI Pattimura pada Rabu (23/09/2020).
Dia berharap agar rencana revitalisasi ini bisa segera terwujud, agar benteng ini bisa dikonservasi atau dilindungi .
"Kami dari Balai Arkeologi Nasional menginginkan ekosistem di benteng itu. Benteng itu merupakan suatu kawasan ekosistem. Karena benteng itu punya konteks dengan yang lainnya yang ada di situ. Mungkin ekologinya juga perlu dilindungi di kawasan itu, karena tidak mungkin dia manunggal atau sendiri disitu," ungkapnya.
Sebelumnya,Wakil Asren Kodam XVI/Pattimura, Letkol Inf. Willem George Lewaherilla, memberikan pemaparan sejarah Benteng Victoria, yang dibangun pada tahun 1575 oleh Portugis. Benteng ini dulunya bernama Nossa Senhora Annucida. Pada tahun 1605, benteng ini diambil alih Belanda dan berganti nama menjadi Benteng Victoria yang berarti kemenangan.
Pada tahun 1950, benteng tersebut di rebut dari RMS dan dipakai oleh TNI AD, dalam hal ini Kodam XVI Pattimura hingga saat ini. "Mengingat pentingnya benteng ini bagi masyarakat karena selain memiliki nilai sejarah,maka Kodam XVI Pattimura menyambut baik rencana revitalisasi ini,"jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Ambon, Rustam Latupono, dalam pertemuan tersebut mengatakan, DPRD Kota Ambon selaku representasi masyarakat kota Ambon, mendukung penuh langkah yang dilakukan pemerintah kota, dalam rangka menjadikan Benteng Victoria sebagai sebuah aset budaya yang dipelihara dan dipertahankan dari sisi sejarah. "Kami bahkan sudah menetapkan perda tata ruang wilayah, dimana Benteng Victoria menjadi salah satu tempat destinasi kebudayaan," tandasnya.
Ditempat yang sama Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, menjelaskan agenda pertemuan dengan Kapus Arkeologi Nasional ini merupakan rangkaian dari sejumlah kegiatan-kegiatan pemerintah Kota dan tim langsung dari Ambon dalam rangka mengupayakan penyerahan kembali Benteng Victoria sebagai salah satu aset cagar budaya yang telah ditetapkan Menteri Pendidikan sejak tahun 2012.
"Dari kebijakan itu, Benteng Victoria mulai mendapat perhatian untuk proteksinya. Di tahun 2018, Kodam XVI Pattimura yang selama ini menempati Benteng Victoria, bersama Pemkot Ambon bersepakat untuk mengembalikannya ke Pemerintah kota untuk menjadi cagar budaya nasional,"terangnya.
Dari kesepakatan itu, kemudian Pemkot Ambon dan DPRD Kota Ambon melakukan pendekatan dengan berbagai pihak terutama Pemerintah Provinsi Maluku, DPRD Maluku, dan mendapat dukungan penuh. "Dari dukungan itu, kami mulai melakukan pendekatan dengan petinggi-petinggi negara yang mempunyai kaitan dengan penanganan dan pengelolaan benteng ini. Karena masih ditempati TNI, maka kita harus mendapat dukungan pertama dari Kepala Staff Angkatan Darat (KASAD). Beliau memberikan dukungan yang luar biasa dan minta dipercepat," terangnya.
Selain itu sebelumnya Pemkot dan tim telah menemui Komisi I dan III DPR RI, Kepala Bappenas, Dirjen Kebudayaan, Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan yang terakhir dengan Kepala Staff Kepresidenan. "Pak Moeldoko akan mengundang kementerian yang ada substansinya dengan revitalisasi ini," jelasnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut, bersama Walikota Ambon; Wakil Ketua DPRD Kota Ambon Rustam Latupono; Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Ambon, Morits Tamaela; Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon, Rustam Hayat; Sekretaris Bappeda Litbang Kota Ambon, Feberien Maail; Kepala Dinas PU-PR Kota Ambon, Enrico Matitaputty; Kabid Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon, Selly Kalahatu; Wakil Asren Kodam XVI/Pattimura, Letkol Inf. Willem George Lewaherilla. Sedangkan Kepala Pusat Arkeologi Nasional didampingi kepala Bidang Fasilitasi riset, Marlon Ririmasse; Peneliti Utama, Sony dan Konservasi, Agus. (CL-03)
Karena menurutnya, dengan ditempati Kodam XVI Pattimura, benteng ini bisa tetap ada, karena bisa dirawat dan dijaga. Apalagi dengan upaya revitalisasi ini, berarti nilai budaya dan sejarah benteng ini bisa dilihat oleh publik dan akan menjadi tujuan wisata sejarah dan budaya.
Dirinya menandaskan, pada Benteng Victoria ini ada pondasi kenegaraan yang nampak jelas. Apalagi disitu juga ada penjara dimana pahlawan Nasional asal Maluku, Thomas Matulessy, yang dikenal dengan Kapitan Pattimura ditahan dan kemudian dieksekusi di tiang gantungan.
"Benteng Victoria sebenarnya kebesaran nasional yang dibangun di Ambon. Jadi bukan hanya merupakan aset fisik saja, tapi nilainya sangat luar bisa dan punya peran yang penting dalam perjalanan sejarah milik nasional,"ujarnya saat menerima kunjungan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dan rombongan dari Pemkot Ambon, DPRD Kota Ambon dan Kodam XVI Pattimura pada Rabu (23/09/2020).
Dia berharap agar rencana revitalisasi ini bisa segera terwujud, agar benteng ini bisa dikonservasi atau dilindungi .
"Kami dari Balai Arkeologi Nasional menginginkan ekosistem di benteng itu. Benteng itu merupakan suatu kawasan ekosistem. Karena benteng itu punya konteks dengan yang lainnya yang ada di situ. Mungkin ekologinya juga perlu dilindungi di kawasan itu, karena tidak mungkin dia manunggal atau sendiri disitu," ungkapnya.
Sebelumnya,Wakil Asren Kodam XVI/Pattimura, Letkol Inf. Willem George Lewaherilla, memberikan pemaparan sejarah Benteng Victoria, yang dibangun pada tahun 1575 oleh Portugis. Benteng ini dulunya bernama Nossa Senhora Annucida. Pada tahun 1605, benteng ini diambil alih Belanda dan berganti nama menjadi Benteng Victoria yang berarti kemenangan.
Pada tahun 1950, benteng tersebut di rebut dari RMS dan dipakai oleh TNI AD, dalam hal ini Kodam XVI Pattimura hingga saat ini. "Mengingat pentingnya benteng ini bagi masyarakat karena selain memiliki nilai sejarah,maka Kodam XVI Pattimura menyambut baik rencana revitalisasi ini,"jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Ambon, Rustam Latupono, dalam pertemuan tersebut mengatakan, DPRD Kota Ambon selaku representasi masyarakat kota Ambon, mendukung penuh langkah yang dilakukan pemerintah kota, dalam rangka menjadikan Benteng Victoria sebagai sebuah aset budaya yang dipelihara dan dipertahankan dari sisi sejarah. "Kami bahkan sudah menetapkan perda tata ruang wilayah, dimana Benteng Victoria menjadi salah satu tempat destinasi kebudayaan," tandasnya.
Ditempat yang sama Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, menjelaskan agenda pertemuan dengan Kapus Arkeologi Nasional ini merupakan rangkaian dari sejumlah kegiatan-kegiatan pemerintah Kota dan tim langsung dari Ambon dalam rangka mengupayakan penyerahan kembali Benteng Victoria sebagai salah satu aset cagar budaya yang telah ditetapkan Menteri Pendidikan sejak tahun 2012.
"Dari kebijakan itu, Benteng Victoria mulai mendapat perhatian untuk proteksinya. Di tahun 2018, Kodam XVI Pattimura yang selama ini menempati Benteng Victoria, bersama Pemkot Ambon bersepakat untuk mengembalikannya ke Pemerintah kota untuk menjadi cagar budaya nasional,"terangnya.
Dari kesepakatan itu, kemudian Pemkot Ambon dan DPRD Kota Ambon melakukan pendekatan dengan berbagai pihak terutama Pemerintah Provinsi Maluku, DPRD Maluku, dan mendapat dukungan penuh. "Dari dukungan itu, kami mulai melakukan pendekatan dengan petinggi-petinggi negara yang mempunyai kaitan dengan penanganan dan pengelolaan benteng ini. Karena masih ditempati TNI, maka kita harus mendapat dukungan pertama dari Kepala Staff Angkatan Darat (KASAD). Beliau memberikan dukungan yang luar biasa dan minta dipercepat," terangnya.
Selain itu sebelumnya Pemkot dan tim telah menemui Komisi I dan III DPR RI, Kepala Bappenas, Dirjen Kebudayaan, Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan yang terakhir dengan Kepala Staff Kepresidenan. "Pak Moeldoko akan mengundang kementerian yang ada substansinya dengan revitalisasi ini," jelasnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut, bersama Walikota Ambon; Wakil Ketua DPRD Kota Ambon Rustam Latupono; Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Ambon, Morits Tamaela; Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon, Rustam Hayat; Sekretaris Bappeda Litbang Kota Ambon, Feberien Maail; Kepala Dinas PU-PR Kota Ambon, Enrico Matitaputty; Kabid Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon, Selly Kalahatu; Wakil Asren Kodam XVI/Pattimura, Letkol Inf. Willem George Lewaherilla. Sedangkan Kepala Pusat Arkeologi Nasional didampingi kepala Bidang Fasilitasi riset, Marlon Ririmasse; Peneliti Utama, Sony dan Konservasi, Agus. (CL-03)
Tidak ada komentar