KPw BI Gelar Deseminasi Laporan Perekonomian, Kajian Fiskal Regional dan Kinerja Industri Jasa Keuangan di Maluku
Ambon, Cahayalensa.com- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Maluku menggelar Deseminasi Laporan Perekonomian, Kajian Fiskal Regional dan Kinerja Industri Jasa Keuangan, Selasa (21/7/2020).
Hadir dalam kegiatan tersebut adalah Kepala Tim Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Maluku, Teguh Triyono mewakili Kepala KPw BI Maluku Noviarsano Manullang dan Kepala OJK Povinsi Maluku Roni Nazra.
Kepala Tim Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Maluku, Teguh Triyono dalam materinya mengakui, adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Provinsi Maluku pada triwulan I Tahun 2020.
Pertumbuhan ekonomi Maluku triwulan I 2020 tercatat 4,01%(yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya
sebesar 5,57% (yoy).
"Penurunan terutama berasal dari melambatnya konsumsi rumah tangga, dan investasi, dengan sektor yang paling terdampak terjadi disektor transportasi,sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), dan sektor konstruksi," katanya.
Dengan demikian, Bank Indonesia Provinsi Maluku memprakirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2020 akan menurun sejalan dengan dampak COVID19 dan pada triwulan III 2020 akan kembali meningkat seiring membaik perekonomian domestik dan dampak stimulus kebijakan yang ditempuh pemerintah pusat dan daerah.
Sementara itu, Kepala OJK Maluku Roni Nazra mengatakan, dengan adanya pandemi Covid-29 ini sangat berdampak ekonomi kepada masyarakat. Namun, Stabilitas Sistem Keuangan masih tetap terjaga dengan kinerja intermediasi tumbuh positif di berbagai indikator dan profil risiko. "OJK memastikan sektor jasa keuangan tetap stabil di masa pandemi COVID-19 khususnya bagi masyarakat," tuturnya.
Ia mencontohkan, penarikan uang di ATM selama ini tidak ada masalah dan tidak ada batasan karena yang dibatasi adalah kegiatan perkantoran di perbankan dengan selalu melaksanakan anjuran pemerintah terkait dengan protap kesehatan yang berlaku.
"Kontribusi Perbankan Maluku relatif menurun beberapa bulan belakangan. Secara tahun ke tahun Aset Perbankan Maluku tumbuh tipis 0,71 persen dan dari bulan ke bulam, Aset tumbuh 3,72 persen setelah kontraksi pada 2 bulan sebelumnya," akuinya.
Menurutnya, lesunya perekonomian ditengah kebijakan PSBB mendorong penurunan Dana Pihak Ketiga Bank. Namun demikian, kredit tetap tumbuh. "Pertumbuhan kredit ditengah kontraksinya DPK memperketat Fungsi Intermediasi Bank," tandasnya. (CL-03)
Hadir dalam kegiatan tersebut adalah Kepala Tim Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Maluku, Teguh Triyono mewakili Kepala KPw BI Maluku Noviarsano Manullang dan Kepala OJK Povinsi Maluku Roni Nazra.
Kepala Tim Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Maluku, Teguh Triyono dalam materinya mengakui, adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Provinsi Maluku pada triwulan I Tahun 2020.
Pertumbuhan ekonomi Maluku triwulan I 2020 tercatat 4,01%(yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya
sebesar 5,57% (yoy).
"Penurunan terutama berasal dari melambatnya konsumsi rumah tangga, dan investasi, dengan sektor yang paling terdampak terjadi disektor transportasi,sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), dan sektor konstruksi," katanya.
Dengan demikian, Bank Indonesia Provinsi Maluku memprakirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2020 akan menurun sejalan dengan dampak COVID19 dan pada triwulan III 2020 akan kembali meningkat seiring membaik perekonomian domestik dan dampak stimulus kebijakan yang ditempuh pemerintah pusat dan daerah.
Sementara itu, Kepala OJK Maluku Roni Nazra mengatakan, dengan adanya pandemi Covid-29 ini sangat berdampak ekonomi kepada masyarakat. Namun, Stabilitas Sistem Keuangan masih tetap terjaga dengan kinerja intermediasi tumbuh positif di berbagai indikator dan profil risiko. "OJK memastikan sektor jasa keuangan tetap stabil di masa pandemi COVID-19 khususnya bagi masyarakat," tuturnya.
Ia mencontohkan, penarikan uang di ATM selama ini tidak ada masalah dan tidak ada batasan karena yang dibatasi adalah kegiatan perkantoran di perbankan dengan selalu melaksanakan anjuran pemerintah terkait dengan protap kesehatan yang berlaku.
"Kontribusi Perbankan Maluku relatif menurun beberapa bulan belakangan. Secara tahun ke tahun Aset Perbankan Maluku tumbuh tipis 0,71 persen dan dari bulan ke bulam, Aset tumbuh 3,72 persen setelah kontraksi pada 2 bulan sebelumnya," akuinya.
Menurutnya, lesunya perekonomian ditengah kebijakan PSBB mendorong penurunan Dana Pihak Ketiga Bank. Namun demikian, kredit tetap tumbuh. "Pertumbuhan kredit ditengah kontraksinya DPK memperketat Fungsi Intermediasi Bank," tandasnya. (CL-03)
Tidak ada komentar