Gubernur Sebut Kontribusi HMI Melintasi Zaman
Ambon,Cahayalensa.Com - Gubernur Maluku Said Assagaff menyebutkan peran dan kontribusi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di tanah air, tidak hanya pada satu masa, tapi justru melintasi zaman.
"Kita telah melihat kontribusi HMI melalui para pemimpin dan aparatur bangsa, mulai jaman Indonesia merdeka sampai dengan sekarang, ini termasuk mereka yang berada pada Kabinet Kerja Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi)," ujar Gubernur Assagaff saat memberikan sambutan selamat datang pada acara Pembukaan Kongres ke-30 HMI, di Kampus Universitas Pattimura Ambon, Rabu (14/2).
Dia katakan, sebagai organisasi tertua di Indonesia, HMI adalah wujud realitas historis dari sebuah pergerakan sipil di Indonesia.
Menurut Assagaff, kontribusi ini hanya bisa terbentuk karena adanya proses pendidikan yang matang dan pola pengkaderan yang berkualitas dan berjenjang di HMI.
‘’Beberapa proses inilah yang menegaskan bahwa HMI adalah organisasi yang modern dan handal di bangsa ini, bahkan di dunia,’’ tandasnya.
Dia menilai, ada lima (5) insan cita yang memotivasi keberhasilan perjuangan HMI, yaitu terbinanya insan akademi, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
‘’Karena itu pula saya bangga sempat menjadi kader yang dibentuk dan dibesarkan oleh HMI,’’ tutur Assagaff.
Dia menambahkan, tema sentral Kongres HMI ke-30 ini yaitu Mengukuhkan Kebangsaan, Mewujudkan Indonesia Berkeadilan, sejatinya sarat makna.
Karenanya itu, Gubernur Assagaff menitipkan beberapa isu nasional dan agenda strategis menyangkut posisi Maluku dalam proses percepatan pembangunan, antara lain yang pertama, setiap kader HMI harus mampu menjadi kekuatan pemersatu dan pendamai di tengah maraknya perkembangan politik identitas, gerakan intoleransi berbasis agama, suku dan golongan sebagaimana beragam isu-isu dan berita hoax yang nyaris menimbulkan disintegrasi bangsa di berbagai media sosial.
HMI disebutnya harus terus konsisten memperjuangkan misi suci Islam, yaitu rahmatan lil alamiin sebagaimana yang dipelajari dalam nilai dasar perjuangan.
"Yang kedua kami berharap, melalui kongres ini HMI melahirkan gagasan-gasgasan strategis, utamanya dalam mendukung program nawacita pemerintahan bapak Jokowi - JK, mengenai poros maritime yang terintegrasi dengan tol laut," sambungnya.
Assagaff menyebutkan, bagi dirinya dan masyarakat di Maluku, aksesbilitas dan koneksifitas antar pulau dengan infrastruktur perhubungan yang handal adalah solusi mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Dan yang ketiga, lanjut Assagaff, potensi pariwisata Maluku tidak saja bernilai ekonomis, namun juga bernilai sejarah.
‘’Kami terus berusaha mengembangkan sektor ini dengan mendorong pembangunan berbagai infrastruktur. Menggerakan sektor ini sama dengan membangun rasa cinta kepada tanah air sendiri. Sebab yang diharapkan adalah semua anak-anak bangsa tidak memilih berlibur ke luar negeri melainkan berlibur ke pulau–pulau yang telah ada di seluruh nusantara,’’ imbuhnya.
Bagi Assagaff, ini penting. Makanya konsep yang ditawarkan pihaknya untuk dikembangkan adalah kolaborasi antaretnik dan antaragama, dalam menjadikan Maluku pusat pertumbuhan peradaban, perdamaian antaragama di Indonesia dan dunia.
Karena itulah semua sekolah dan perguruan tinggi di Maluku, tambah Assagaff, telah didesain sebagai sekolah dan kampus orang-orang basudara,.
‘’Oleh karena itu Kader HMI harus mampu menjadi kekuatan, pemersatu dan pendamai di tengah maraknya perkembangan politik identitas," tandasnya.(CL/**)
Tidak ada komentar