Walikota Ambon Teken Kerjasama Dengan VETEA
CahayaLensa.Com, Ambon- Indonesian-Australian Bussiness Summit (IABS) 2017 yang berlangsung di kota Adelaide, Australia Selatan, Senin (27/11)-(28/11) nampaknya memberi dampak sangat strategis dan penting sekali bagi Kota Ambon dan juga Maluku.
Selain Walikota Ambon Richard Louhenapessy yang didaulat memaparkan terkait perkembangan dan kemajuan Ambon di hadapan para delegasi khususnya pada sektor pariwisata, pertemuan tersebut dimanfaatkan benar untuk berjumpanya para investor dengan Walikota Ambon guna menawarkan kesempatan dan peluang berinvestasi serta kerjasama dalam berbagai bidang di Ambon.
Salah satu yang langsung berinisiatif kerjasama dengan Kota Ambon lewat Walikota adalah investor asal Inggris, Ahmed Soekarno, Chairman Vocational, Education, Training and Employment Australia (VETEA) Ltd of Australia.
Penandatanganan Letter of Intent antara Walikota Ambon dan VETEA turut disaksikan Kepala Badan Kerjasama Penanaman Modal RI Thomas Lembong dan Duta Besar Indonesia untuk Australia, Kristanto Legowo di Intercontinental Hotel, Adelaide, Selasa (28/11).
"IABS 2017 di Adelaide bagi Kota Ambon khususnya saya sebagai Walikota dampaknya sangat penting dan strategis, hari ini dan kedepannya. Selain mempromosikan pariwisata dan potensi yang dimiliki Ambon, tetapi juga meeting dengan investor yang berniat berinvestasi di Ambon bahkan Maluku. Salah satu yang langsung ditindaklanjuti adalah kerjasama dengan VETEA," ungkap Louhenapessy.
Kerjasama yang terjadi bersama VETEA bagi Louhenpessy baik dan penting dalam meningkatkan kualitas dan skill sumber daya manusia yang ada di Kota Ambon baik sumber daya aparatur pemerintahan atau birokrasi maupun masyarakat lewat pendidikan vokasional dan pelatihan guna menghadapi perkembangan dan kemajuan menuju Ambon City of music, City of Fish dan City of Peace serta pengelolaan blok Masela yang menjadikan Ambon pintu masuk.
Selain dengan VETEA, dikatakan Walikota ada beberapa investor pula yang telah menjajaki bakal kerjasama dengan kota Ambon kedepan, pasca persentase potensi kota berjuluk manise ini di IABS. Dua diantaranya, konsultan atau pengusaha rempah-rempah (dealing in ethical and seasonal botanical) asal Melbourne, Lucy Ana May. Juga dengan Peter Craven, investor untuk pengembangan infrastruktur marine tourism (marine industrial developments).
"Ini kali kedua saya ikuti Bussiness Summit, pertama di Belanda. Namun saya rasa di Australia lebih efektif dan profesional, karena ditangani langsung oleh BKPM RI, dengan menjamu mitra secara positif. Belanda kurang efektif karena tidak ditangani profesional. Efektifitas di Australia ini dampaknya ke komunikasi dan keseriusan investor dengan kita untuk bekerjasama. Dari sekian banyak, saya rasa tiga bidang itu yang sangat penting dan dibutuhkan kota Ambon, hari ini dan kedepan. Tidak ada alasan untuk tidak bekerjasama dengan Australia karena lebih dekat ke Indonesia," tegas Louhenapessy.
Lebih jauh ditambahkannya, membangun Ambon harus dengan karakteristik sendiri, bukan menjiplak orang lain, dan tiga aspek yang disebutkan diatas perlu dipromosikan sebagai ikon pariwisata. Hal itu juga lah yang menjadi nilai tawar dan menarik simpati investor di IABS 2017 untuk bekerjsama. Persoalannya hanya di infrastruktur dan man power yang harus disiapkan dalam beberapa waktu kedepan. (CL-06)
Tidak ada komentar