PMKRI: Pemuda Agen Perubahan
Ketua Presedium PMKRI Ambon |
CahayaLensa.com, Ambon- Publik mesti mengetahui pemuda sebagai agen perubahan. Pemuda terpanggil untuk menjaga kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan Republik (NKRI), tetap bersatu untuk mengawal Pancasila, bersatu melawan hoax, narkoba dan radikalisme.
Demikian hal ini disampaikan, Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ambon, Anakletus Fasak, kepada Cahaya Lensa Selasa, (31/10).
Pernyataan Fasak tersirat saat digelarnya, Diskusi Publik memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober yang berlansgung di Aula Pusat Pastoral Keuskupan Amboina, diselenggarakan PMKRI Cabang Ambon 27 Oktober kemarin.
“Melawan Radikalisme menjadi program utama PMKRI secara Nasional,” tegas dia.
Diskusi yang dihadiri lebih dari 50 peserta dari semua unsur Organisasi Kepemudaan (OKP) Cipayung dan OKP lainnya berkomitmen untuk menjadi agen-agen yang bisa menyuarakan keutuhan NKRI dan menjaga kejayaan Pancasila.
“Kita mengundang seluruh OKP yang ada di Maluku ini. Kita menginginkan seluruh pemuda bersatu dalam menjawab visi dan misi bangsa ini. Apabila pemuda-pemudi bersatu maka masyarakat umum sudah pasti bersatu tanpa memandang suku, ras dan agama,” katanya.
Foto Bersama OKP Cipayung |
Diharapkan, dengan kegiatan kebersamaan ini dapat mengembalikan wujud pemuda-pemudi yang sesungguhnya untuk sama-sama bergandengan tangan, satu hati dan satu harapan bagi Bangsa Indonesia dan Maluku, khususnya yang lebih baik kedepan.
Dengan melihat banyak dinamika yang terjadi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini, saat kegiatan PMKRI mengundang nara sumber untuk menyampaikan berbagai kajian ilmiah, yang mampu mendorong mainset berfikir anak muda masa kini, untuk melahirkan pemuda pemudi PMKRI yang bertanggung jawab terhadap Nusa dan Bangsa.
Hadir sebagai nara sumber masing-masing; Beni Timisela, Perwakilan BNN Provinsi Maluku; Yani Salampessy, Ketua GRANAT Provinsi Maluku; Robertus Romrome, Staf Ahli Wakil Ketua DPD RI.
“Diskusi publik yang PMKRI lakukan bukan semata-mata untuk popularitas tetapi kita mengenang kembali para pahlawan pemuda-pemudi kita yang punya perjuangan tak terhenti-hentinya,” kata Fasak.
Menurutnya, saat ini pemuda - pemudi maluku terlarut dalam suasana dinamika perpolitikan yang secara tidak langsung berdampak pada hilangnya nilai kekritisannya yang seharusnya menjadi jiwa dari perjuangan pemuda itu sendiri.
Diskusi alot tersebut berlanjut hingga puncaknya diakhiri dengan malam perenungan yang berlangsung di Pattimura Park, Ambon. (CL-04)
Tidak ada komentar